Kamis, 25 Desember 2008

infertilitas (ketidaksuburan)

Dalam satu milis kesehatan, seorang perempuan yang ingin punya anak bertanya tentang cara menghitung waktu subur, karena ia berharap apabila melakukan sanggama di waktu subur maka bisa hamil. Tepatkah logika ini ?

Kesuburan (fertilitas) merupakan gabungan dari pria subur, perempuan subur, dan waktu sanggama. Dalam konteks ini, batasan yang digunakan adalah mampu hamil, jadi tidak termasuk mempertahankan kehamilan sampai dengan proses persalinan. Artinya agar bisa hamil, pria harus subur, perempuan harus subur, dan sanggama di waktu masa subur.

Sering kita alami, bila ada pasangan yang ingin punya anak setelah beberapa tahun menikah, maka pertanyaan-pertanyaan yang muncul biasanya berkaitan dengan sosok perempuan (istri). Kita pun sering buru-buru memberikan tanggapan, nasihat, sharing, tentang hal itu, sehingga secara tidak langsung kita turut andil dalam pembenaran logika bahwa masalah kesuburan adalah masalah perempuan. Bahkan masih banyak dokter yang “terperangkap” dengan kondisi tersebut.

Sesungguhnya ilmu kedokteran sangat logis, berdasarkan akal sehat, dan selalu berupaya untuk merawat pasien mulai dari tindakan yang sederhana, bermanfaat dan murah. Ini yang harus disadari oleh kita semua, baik pasien, dan terutama oleh dokter.

Untuk masalah fertilitas, kita perlu melakukan wawancara mengenai kehidupan suami istri, seperti siklus haid, kebiasaan sanggama, pola hidup dan lain-lain. Pemeriksaan fisik dilakukan pada laki-laki terlebih dulu, baru kemudian pada perempuan. Urutan ini penting, jangan sampai terbalik.

Mengapa harus periksa laki-laki lebih dahulu ? Ya, karena lebih mudah dan lebih murah. Organ reproduksi laki-laki hampir seluruhnya berada di”luar” tubuh, misalnya testis (di dalam kantong skrotum) dan penis. Pemeriksaan sperma pun mudah dan murah. Sedangkan organ reproduksi perempuan hampir seluruhnya berada di”dalam” tubuh, kecuali vulva, bahkan vagina pun tidak mudah dilihat dari ”luar”.

Pemeriksaan organ reproduksi berdasarkan urutan yang hampir sama, yakni struktur, fungsi, dan kimiawi.

Pemeriksaan sperma menjelaskan banyak hal. Bila sperma dapat ditemukan, maka kita bisa tahu tentang kuantitas dan kualitas sperma (fungsi testis = pabrik), saluran sperma masih terbuka (tidak tersumbat), infeksi dan lain-lain. Bila sperma tidak ditemukan, maka kita harus menduga apakah testis tidak berfungsi, saluran sperma ’tertutup’, atau bahkan keduanya. Kita periksa apakah ada varicocele (varises di kantong skrotum), bila ada, maka kemungkinan ini menjadi penyebab tertutupnya saluran sperma. Kita bisa melakukan meraba testis apakah ukuran lebih kecil dari normal atau melakukan biopsi testis untuk mengetahui fungsi testis (pabrik), bila masih bagus dan sperma tidak ada, maka sangat mungkin saluran sperma yang ’tertutup’. Bila testis kurang berfungsi, maka kita dapat melakukan pemeriksaan kimia (hormon sex) yang mempengaruhi reproduksi sperma.

Bila terbukti bahwa sperma tidak ada (azoospermia) karena testis sudah tidak berfungsi sama sekali, maka pemeriksaan pada istri tidak diperlukan lagi karena tidaklah mungkin hamil, bila tidak ada sperma yang membuahi sel telur.

Bila ada kelainan pada laki-laki, maka obati dulu, misalnya operasi pembuangan varicocele agar saluran sperma ’terbuka’, obat-obatan untuk memperbaiki fungsi testis dalam mereproduksi sperma. Bila laki-laki telah ’sembuh’, maka berikan tenggang waktu untuk melakukan hubungan seksual secara normal dengan memperhatikan waktu subur selama 3 – 6 bulan. Bila masih belum hamil, maka kini giliran perempuan yang diperiksa.

Pemeriksaan perempuan juga dimulai dari anatomi organ reproduksi. Bila normal, kita bisa periksa lendir vagina, bila terlalu asam maka dapat mematikan sperma, sehingga sperma tidak bisa ”bertemu” dengan sel telur, apalagi membuahi sel telur. Kita bisa periksa USG untuk memeriksa apakah sel telur ada dan bisa berovulasi (menetas dari indung telur). Bila ada ovulasi, kita periksa saluran tuba, apakah tersumbat atau tetap terbuka. Bila tertutup, maka sel telur tidak bisa mencapai rongga rahim untuk dibuahi. Pemeriksaan saluran tuba biasa disebut histerosalphingografi (biasa disebut ”ditiup”). Bila tidak ada sel telur atau tidak ada ovulasi, maka kita perlu periksa hormon.

Solusi untuk infertilitas dapat dilakukan secara bertahap dengan mengikuti logika anatomi, fungsi dan kimiawi organ reproduksi, dan dimulai dari pemeriksaan yang mudah dan atau murah.

Semoga membantu !

Selasa, 16 September 2008

unit link

Dalam beberapa hari terakhir indeks harga saham gabungan (IHSG) dari Bursa Efek Indonesia (BEI) benar-benar meluncur bebas ke arah bawah. seyogyanya reksadana saham juga terjun bebas, begitu pula Nilai Aktiva Bersih (NAB) dari produk-produk unit link yang berbasiskan ekuitas (saham) juga dapat dipastikan terjun bebas. Dampaknya adalah terjadi potential loss bagi para nasabah produk unit link berbasiskan ekuitas.

dalam hal ini apa yang harus dilakukan oleh para nasabah ? produk unit link pada hakikatnya adalah produk investasi; dan sebagaimana layaknya produk investasi berbasiskan ekuitas, maka investasi harus berjangka waktu panjang. para ahli umumnya sepakat yang disebut dengan jangka panjang adalah lebih dari 5 tahun.

Jadi jangan pernah redeem produk unit link anda karena seketika akan jadi loss (rugi), namun tetap bertahan. bahkan sangat dianjurkan untuk melakukan top-up secara reguler seperti yang dianjurkan oleh "dollar cost averaging", sehingga terjadi "average down". secara sederhana, semakin kita membeli dalam harga yang murah, maka nilai rata-rata Unit menjadi lebih rendah. ini yang disebut "average down".

bagaimana bila kita belum jadi nasabah unit link ?

inilah saatnya kita harus berpikir ulang untuk berasuransi unit link. ada 3 saran praktis yakni :
a. belilah produk-produk tradisional berbunga tetap
b. belilah produk-produk asuransi syariah
c. belilah produk unit link, namun dengan premi reguler sekecil mungkin, dan memperbesar proporsi premi top up, serta gunakan teknik "dollar cost averaging".

semoga berguna.

Selasa, 01 Juli 2008

Demam

DEMAM

Bila mendengar “demam” atau panas tinggi, apa yang terlintas di pikiran anda ? Perhatian anda akan terbetot dan perasaan menjadi waswas bila ada anggota keluarga yang menderita demam. Anda mungkin mulai bertanya-tanya :

1. Apa sih demam ?
2. Apa penyebab demam ?
3. Apa bahaya demam ?
4. Apa obat demam ?
5. Bagaimana penanganan demam ?
6. Kapan perlu konsultasi ke dokter ?
7. Mengapa bisa terjadi ‘stuip’ pada anak yang menderita demam ?
8. Dan lain-lain.

Apa sih demam ?

Demam bukanlah penyakit. Demam adalah gejala penyakit. Ini mirip dengan asap dan api. Demam = asap; penyakit = api. Penyakit menimbulkan demam.

Penyebab demam tersering adalah penyakit infeksi. Demam bisa muncul pada keganasan (kanker), dehidrasi, drug fever, heat stroke, koma, perdarahan otak dan lain-lain.

Penyebab demam perlu diketahui. Mengobati demam adalah perlu, namun meredakan demam tanpa mengobati penyebabnya, membuat upaya kita menjadi sia-sia belaka.

Penyebab Demam

Penyebab demam paling sering adalah penyakit infeksi. Bisa infeksi virus atau infeksi bakteri. Influenza adalah penyakit infeksi virus yang paling sering menyebabkan demam.

Demam berdarah dengue (DBD), demam typhoid, ISPA (infeksi saluran pernapasan atas), infeksi telinga (congek), malaria, campak, infeksi saluran kencing, demam reumatik, hepatitis (sakit kuning) sering pula menyebabkan demam.

Kadang-kadang penyebab demam tidak diketahui. Ini dikenal sebagai FUO (fever of unknown origin).

Apa yang harus dilakukan bila demam ?

Anda harus ingat 5 tip penting :
1. Jangan panik dan ini paling penting !!!
2. Monitor demam
3. Redakan demam
4. Cegah komplikasi demam
5. Hubungi dokter, bila tetap demam atau ada komplikasi.

Sederhana bukan ?

Jangan Panik !!!

Ini paling penting ! Jangan lupa, demam adalah gejala, bukan penyakit. Anda tidak boleh panik. Justru Anda harus tenang untuk mengendalikan demam.

Monitor demam

Anda pasti bisa memonitor tinggi-rendah suhu tubuh. Gunakan thermometer air raksa. Ini bisa dibeli di apotik. Harganya tidak terlalu mahal. Pengukuran suhu tubuh dilakukan selama 5 menit.

Ada 3 cara menggunakan thermometer air raksa :
a. Ditaruh di bawah lidah (dalam mulut)
b. Dikempit di ketiak
c. Dimasukkan ke dalam dubur (rektum)

Redakan demam

Demam harus diredakan. Kompres air dingin di dahi, ketiak, dan pangkal paha. Hati-hati bila anak tidak tahan dingin. Jangan gunakan alkohol untuk kompres. Uap alkohol berpengaruh buruk pada anak.

Anda dapat minum obat penurun panas (antipiretik). Banyak yang dijual bebas. Sebagian besar mengandung paracetamol (panadol, tempra, bodrex, dumin). Sebagian mengandung asam salisilat (acetosal, aspilet, aspirin). Ibuprofen (proris) hanya digunakan bila demam sangat tinggi. Asam salisilat dan ibuprofen harus digunakan secara hati-hati pada pasien tukak lambung. Antipiretik lain relatif tidak populer.

Cegah Komplikasi Demam.

Kejang demam (‘stuip’) terjadi pada anak balita. Epilepsi patut dicurigai bila ada kejang pada anak besar atau remaja. Dehidrasi perlu diwaspadai. Ia bisa memicu demam atau memperparah kondisi umum tubuh bila kita demam.

Bila kejang, perhatikan :
1. Kapan terjadi kejang ? Bila demam meninggi atau malah pada saat demam mereda ?
2. Lama kejang ? berapa menit ?
3. Frekuensi kejang per hari ?
4. Sebagian atau seluruh tubuh mengalami kejang ?
5. Pola kejang ?
6. Langsung tertidur setelah selesai kejang, atau tetap sadar ?

Hubungi dokter bila tetap demam atau ada komplikasi

Segera pergi ke dokter bila demam tidak turun atau ada komplikasi. Cerita apa yang anda tahu secara rinci. Pola demam, gejala-gejala lain (pegal, bersin, lemas, nyeri otot, dlsb), obat-obatan yang diminum, dan komplikasi yang terjadi (kejang). Anamnesis (wawancara) adalah kunci utama untuk menegakkan diagnosis demam. Jangan andalkan pemeriksaan laboratorium. Ini untuk konfirmasi diagnosis demam.

Selasa, 24 Juni 2008

asuransi kesehatan = alat pembiayaan

Mengapa kita membutuhkan asuransi kesehatan ? Jawaban spontan adalah untuk menanggung biaya pengobatan bila kita sakit. Bagi perusahan, asuransi kesehatan merupakan salah satu solusi untuk pengendalian biaya. Lebih baik mengeluarkan sejumlah uang dengan jumlah yang pasti daripada waswas dengan biaya penggantian pengobatan yang tidak bisa terduga besarnya. unpredictable cost diubah menjadi relatively fixed cost. Tentu saja, asuransi kesehatan adalah solusi bagi pembiayaan employee health benefit, namun asuransi kesehatan bukan solusi bagi produktivitas dan pengurangan biaya-biaya lain seperti gaji.

Bila kita sakit, maka kita tidak bisa bekerja artinya perusahaan kehilangan output yang dapat kita hasilkan apabila kita tetap sehat atau tidak sakit. Jadi bila kita sakit, maka perusahaan sesungguhnya "rugi" karena tidak mendapatkan "income" akibat kita tidak berproduksi.

Bila kita sakit, perusahaan pasti "rugi", karena perusahaan tetap bayar gaji kita; bahkan 100% untuk 3 (tiga) bulan pertama.

Bila kita sakit, perusahaan pasti "rugi", karena harus mengganti biaya pengobatan kita sesuai employee benefit yang tercantum dalam peraturan perusahaan.

Bila kita sakit menular, ada kemungkinan kita bisa menulari teman kita, sehingga yang sakit bertambah banyak, dan perusahaan jadi semakin "rugi".

Artinya, perusahaan minimum bisa rugi 4 (empat) kali. Bila membeli asuransi kesehatan, maka perusahaan bisa mentransfer risiko "rugi" kepada perusahaan asuransi - namun ini hanya berbicara tentang penggantian biaya pengobatan. Asuransi kesehatan bukan merupakan solusi untuk problem produktivitas, tetap bayar gaji meski sakit, dan risiko penularan.

Yang paling penting adalah merancang program employee health benefit secara paripurna, mulai dari aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pembahasan tentang ini dilanjutkan dalam posting berikutnya.

Selasa, 17 Juni 2008

asuransi kesehatan - kapan diperlukan ?

Bila perusahaan anda sedang menimbang-nimbang untuk membeli asuransi kesehatan sebagai sarana pembiayaan employee health benefit, maka pertimbangkan faktor-faktor penting di bawah ini.

Pertama, mengapa perusahaan ingin membeli asuransi kesehatan ? Mengapa tidak menanggung sendiri biaya employee health benefit yang terjadi (self-insured) ? Jawaban klasik adalah tidak ingin menanggung risiko bila seorang pekerja sakit berat dan biaya rawat inap atau biaya rawat jalan yang terjadi sangatlah besar. Namun bila premi yang harus dibayar juga sangatlah besar, apakah ini tidak berarti sebenarnya biaya premi juga besar padahal klaim belum tentu terjadi.

Kedua, Berapa banyak pekerja dalam perusahaan ? Semakin banyak pekerja yang ditanggung, sebenarnya semakin sedikit kebutuhan untuk membeli asuransi kesehatan. Terdengar aneh ? Namun ini benar 100%.

Ketiga, administrasi sangat repot dan tidak dapat analisis penyakit bila ada pekerja sakit. Ini wajar. Perusahaan dapat mengalihkan pekerjaan ini kepada konsultan atau kepada perusahaan third party administration.

Ke empat, jaringan provider (rumah sakit, klinik) dibutuhkan. Kondisi ini tidak sepenuhnya tepat apabila perusahaan adalah pabrik yang mayoritas pekerja akan selalu berada di lingkungan pabrik atau bertempat tinggal tidak jauh dari pabrik (radius 10 - 15 kilometer, misalnya).

Kesimpulan : Asuransi kesehatan tidak selalu dibutuhkan. Merancang program employee health benefit; plan-plan; sistem administrasi; sistem rujukan, wellness program; penerapan occupational health & safety; dan skema pembiayaan harus dirancang secara terintegrasi agar perusahaan dan pekerja sama-sama untung.

Minggu, 15 Juni 2008

medical second opinion

Tidak banyak yang tahu bahwa pasien memiliki hak-hak yang telah ditetapkan oleh undang-undang. Salah satu hak yang paling jarang diketahui adalah hak untuk mendapatkan medical second opinion (MSO). Contoh, bila kita divonis menderita kanker, misalnya kanker prostat, maka sudah seyogyanya kita jangan langsung percaya atas diagnosis dokter. Mengapa ? Karena pengobatan penyakit kanker akan sangat berbeda dengan pengobatan non-kanker.

Kita perlu memastikan apakah diagnosis sudah benar ? apakah benar kanker prostat atau hanya pembesaran prostat (benign prostate hypertrophy = BPH) yang biasa diidap oleh pria berusia lanjut ? Bila benar kanker prostat, lalu apakah pengobatan yang disarankan oleh dokter sudah merupakan terapi yang mutakhir dan sesuai dengan evidence based medicine (EBM) ? Apakah perlu dioperasi ? Atau cukup minum obat ? Bila perlu dioperasi, apakah harus total atau cukup sebagian ? Apa perlu kemoterapi ?

Kita perlu mendapatkan MSO - antara lain untuk memastikan diagnosis dan untuk menimbang pilihan alternatif pengobatan yang terbaik untuk kondisi kita. Bisa saja pengobatan yang diusulkan adalah yang paling mutakhir, namun harga tidak terjangkau, ini kan membuat repot juga.

Karena MSO adalah hak pasien, maka dokter tidak boleh tersinggung atau marah, bila pasien mereka ingin mendapatkan MSO dari dokter lain. Ini bukan menghina, tidak percaya, atau apapun yang bersifat negatif, namun ini untuk kepentingan pasien. Jadi dokter yang merawat harus memahami dan menghormati hak pasien tersebut. Bila diagnosis sudah tepat dan pengobatan yang diusulkan adalah yang terbaik, mengapa dokter harus khawatir atau merasa dilecehkan ?

Lalu bagaimana bila hasil MSO berbeda dengan diagnosis pertama ? Siapa yang benar ? yang pertama atau yang kedua ? Bila perlu, maka kita dapat meminta MSO berikutnya. Kita jangan mencari diagnosis yang menguntungkan kita, namun kita perlu mencari diagnosis yang tepat.

Jangan alergi terhadap MSO, karena ini penting untuk kesehatan kita.

Kamis, 12 Juni 2008

employee health benefit

Employee Benefit adalah fasilitas yang diberikan oleh perusahaan kepada pekerja mereka. Ini bisa dalam berbagai bentuk, misalnya dana pensiun, car ownership program, employee health benefit, santunan kematian, santunan kecelakaan dan lain sebagainya. Konsep yang paling hakiki adalah ini fasilitas dari perusahaan, aturan main dibuat oleh perusahaan (atau kesepakatan dengan serikat pekerja), pembiayaan juga harus dari perusahaan (bisa juga sharing dengan pekerja). Jadi ada 3 komponen, Benefit-Term & Condition-Financing.

Saat ini kita bahas dulu tentang employee health benefit. Ini terdiri dari pelbagai fasilitas pula, seperti rawat jalan, rawat inap, gigi, mata, maternity, penyakit kritis, dan lain sebagainya. Perusahaan juga mengatur term & condition untuk eligible atas fasilitas ini, baik dalam segi kepesertaan maupun dalam hal mendapatkan manfaat. Lalu perusahaan akan memikirkan bagaimana menyediakan dana untuk membiayai program ini, apakah dari dana internal atau melakukan transfer risiko dengan cara membeli asuransi.

Contoh salah satu kerancuan yang cukup sering terjadi adalah anak pekerja menderita penyakit jantung bawaan sehingga perlu dirawat di rumah sakit. Bila term & condition perusahaan tidak memasukkan ini dalam "pengecualian", maka seyogyanya perusahaan harus membayar biaya perawatan yang terjadi, walaupun mungkin saja, perusahaan asuransi menolak membayar. Mengapa ?? karena perusahaan asuransi melaksanakan "tugas"nya sesuai dengan term & condition yang ada di polis (perjanjian antara perusahaan asuransi dengan perusahaan). Sebaliknya employee health benefit harus mengikuti term & condition dari perusahaan (jadi semacam perjanjian antara perusahaan dengan pekerja). Ke 2 term & condition ini, secara teoritis, bisa dan boleh berbeda.

Kembali ke contoh di atas, yang mengatur apakah anak pekerja mendapatkan penggantian pengobatan adalah term & condition dari employee health benefit. Sedangkan apakah perusahaan "terbantu" oleh perusahaan asuransi dari segi pembiayaan, maka yang mengatur itu adalah term & condition polis asuransi.

Memang harus diakui ada beberapa perusahaan yang sering membuat employee health benefit sesuai dengan term & condition dari perusahaan asuransi. Perusahaan "jiplak" term & condition polis untuk dijadikan term & condition employee health benefit mereka. Ini tidak salah, namun mengandung risiko bahwa term & condition bisa berubah-ubah, terutama bila perusahaan sering mengganti perusahaan asuransi sebagai rekanan mereka.

Dari salah satu mailing list, ada pertanyaan mengenai apakah kemoterapi itu dibayar ? Sebenarnya ini mudah. Rujuklah pada term & condition dari employee health benefit. Bila ini dicover, maka ya harus dibayar. Apabila perusahaan membeli asuransi kesehatan dan perusahaan asuransi tidak mau membayar karena tidak sesuai dengan term & condition polis, maka seyogyanya perusahaan tetap menanggung kemoterapi karena ini sudah sesuai dengan term & condition dari employee health benefit, meski berbeda dengan term & condition polis.

Konsep utama :
1. employee health benefit adalah hubungan antara perusahaan dengan pekerja
2. polis adalah hubungan antara perusahaan dengan perusahaan asuransi.
3. Dua item di atas pada umumnya sejalan, meski tidak selalu 100%.